Overthingking Saat Malam Hari? Ini Ciri-Cirinya

Overthingking Saat Malam Hari- Pernahkah anda merasa lebih banyak berpikir berlebihan atau overthinking saat malam hari? Dari kejadian di siang hari hingga kekhawatiran tentang masa depan, semuanya seolah berputar di kepala, membuat sulit untuk tidur nyenyak. Momen menjelang tidur memang sering kali menjadi waktu di mana berbagai pikiran muncul tanpa henti.

Namun, mengapa overthinking cenderung lebih sering terjadi pada malam hari? Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa mengapa orang lebih mudah mengalami overthinking di malam hari. Dokter Ray Waigu Basrowi, pendiri Health Collaborative (HCC) mengatakan overthinking atau berpikir berlebihan adalah pemikiran negatif dan sering terjadi ketika berapa dalam kondisi tenang dan tidak sibuk.

1. Kondisi Fisik dan Mental yang Lebih Stabil

Pada malam hari, sebagian besar orang cenderung berapa dalam keadaan lebih tenang setelah seharian beraktivitas. Tubuh yang mulai merasa lelah dan suasana sekitar yang lebih hening memberikan kesempatan bagi otak untuk beristirahat. Namun, justru dalam keadaan ini, otak bisa mulai lebih fokus pada pikiran-pikiran yang terkadang terabaikan selama hari.

2. Tidak ada Gangguan Eksternal

Pada siang hari, kegiataan sehari-hari seperti bekerja, berinteraksi dengan orang lain, atau menyelesaikan tugas membuat perhatian kita terbagi. Ketika malam tiba dan aktivitas mulai berkurang, gangguan eksternal pun menghilang. Ini membuat kita lebih banyak memilih waktu untuk merenung, dan terkadang momen ini di manfaatkan oleh otak untuk meresapi perasaan atau memikirkan hal-hal yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

3. Suasana Hati Yang Rentan

Malam hari sering kali membawa perasaan lebih membawa perasaan lebih introspektif. Kita cenderung melamun tentang masa lalu, keputusan yang sudah di ambil atau bahkan masalah yang mungkin belum terpecahkan. Kondisi fisik yang lebih lelah juga dapat membuat tubuh dan pikiran lebih rentan terhadap perasan negatif. Ketika seseorang mersa lelah, perasaan cemas atau khawatir bisa muncul lebih intens.

4. Terlalu Banyak Waktu Merenung

Overthingking sering kali terjadi ketika seseorang merasa memiliki terlalu banyak waktu untuk merenung. Pada malam hari, biasanya kita lebih sedikit beraktivitas, dan lebih banyak waktu untuk diri sendiri. Waktu yang lebih banyak untuk berpikir, tanpa adanya kegiataan fisik atau sosial yang dapat mengalihkan perhatian, memudahkan sesorang untuk terjebak dalam siklus pikiran yang berlebihan.

5. Hormon dan Perubahan Biologis

Perubahan hormonal di malam hari juga dapat berpengaruh terhadap kecenderungan seseorang untuk berpikir berlebihan. Saat malam tiba, tubuh mulai melepaskan hormon melatonin yang mengindikasikan bahwa waktunya untuk tidur. Namun, perubahan ini bisa membuat seseorang lebih terjaga secara mental, dengan pikiran-pikiran yang datang begitu saja.

“Secara medis atau secara psikologis, pemikiran yang negatif dan repetitif terjadi ketika orang dalam keadaan lagi sendiri, lagi tenang dan tidak sibuk. Rata-rata manusia pada malam hari sudah mau istirahat, sudah mau tidur mengalami ini”, ujar Ray saat di temui dalam acara media briefing di kawasan Jakarta Selatan, Senin 24 Febuari 2025.

Ketika siang hari, pikiran lebih sibuk dengan berbagai aktivitas, seperti pekerjaan, sekolah, hingga interaksi sosial. Namun, saat malam tiba, tubuh bersiap untuk beristirahat, sementara otak justru mulai memproses berbagai pengalaman dan kekhawatiran yang tertunda sepanjang hari. Akibatnya, bagi mereka yang rentan berpikir negatif, overthinking pun menjadi lebih dominan.

Baca Juga: 71 Ribu Perempuan Tidak Ingin Menikah, Menurut Data BPS

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *